Minggu, 19 Desember 2010

Obama Datang Bursa Jakarta Melonjak

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, Selasa (9/11) berlangsung marak dan bergairah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil cetak rekor baru di level 3.737,484 atau menguat 38,221 poin, di tengah koreksi rata-rata bursa Asia. Rupiah pun turut menguat pada saat kedatangan Presiden AS Barack Obama selama dua hari.
Kunjungan Presiden Obama seolah-olah memicu rasa percaya diri pelaku pasar di BEI. Para pemodal berekspektasi, perdagangan RI-AS akan meningkat, sehingga beberapa perusahaan publik di bursa akan menikmati manfaatnya. Utamanya adalah perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor. Bahkan kedatangan Obama ke Indonesia menjadi sentimen positif bahwa situasi politik dan fundamental ekonomi dalam negeri dalam keadaan baik.
Pelaku ekonomi menilai, Obama datang memberi sinyal bahwa Indonesia aman dan kondusif untuk investasi, terutama pasar saham. Oleh sebab itu, investor asing langsung memburu saham-saham unggulan bursa. Akibatnya, IHSG kembali mencatat rekor baru atau menembus level 3.737,484. Arus modal asing terus masuk ke pasar domestik.
Analis sekuritas lokal mengatakan, penguatan indeks saham ke level tertinggi dalam sejarah juga dipicu kenaikan harga komoditas terutama batubara dan minyak mentah dunia. Harga batubara naik ke level US$104,88 per metrik ton berdasarkan harga di Newcastle. Harga minyak mentah dunia sempat naik ke level US$87,40 per barel. Crude palm oil (CPO) naik tajam ke level RM3.191 atau US$1.034 per ton. Harga nikel dan timah pun tak ketinggalan mendorong indeks komposit BEI tembus level 3.737 poin.
IHSG pada Selasa, (9/11) ditutup naik 38,22 (1,03%) poin ke 3.737,48. Tercatat volume perdagangan mencapai 6,142 miliar saham dengan nilai Rp6,427 triliun. Saham yang menguat sebanyak 121, saham turun sebanyak 103, dan 82 saham tidak bergerak harganya. Adapun terjadi net foreign buy sebesar Rp163,09 miliar dengan total penjualan investor asing mencapai Rp1,7 triliun dan total pembelian investor asing Rp 1,8 triliun.
Harus diakui, misi Obama ke Indonesia untuk kepentingan Amerika secara ekonomi. Obama memandang bahwa Indonesia dengan perekembangan ekonominya merupakan pasar yang potensial untuk melipatgandakan ekspor bagi produk Amerika ke Indonesia.
Bagi Indonesia, saat ini Amerika adalah Negara mitra dagang terbesar ketiga, dengan nilai perdagangan sebesar 21 miliar dolar AS atau sekitar Rp 20 trilunan pada tahun 2008. Tapi Obama menginginkan agar Amerika sebagai mitra dagang pertama bagi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar